Prinsip Kerja Las (Welding)

cara kerja mesin las

cara kerja mesin lasAnda pastinya sangat mengagumi mobil-mobil eksotis seperti Ferrari, lamborghini, bukan? apalagi pesawat canggih seperti sukhoi dan sebagai nya. Tetapi tahukah Anda bahwa barang-barang tersebut tidak akan pernah ada jika tidak ada sebuah proses yang menghubungkan logam satu dengan logam yang lainnya. Proses tersebut adalah proses pengelasan atau welding.

Definisi dari kata “las” itu sendiri adalah penyambungan dua buah logam dengan cara membakar atau melelehkan kedua logam tersebut (sumber:wikipedia). Walaupun ada beberapa metode lain dalam penyambungan benda-benda logam seperti keling (rivet) atau solder, tetapi metode pengelasan ini masih menjadi pilihan utama dalam proses penyambungan logam karena faktor kekuatan, efisiensi, dan fleksibilitas. Proses pengelasan ini juga terdapat beberapa metode yang berbeda. Pertama, pengelasan dengan cara menggunakan energi listrik, yaitu dengan cara melelehkan dua potong logam secara bersamaan serta menambahkan logam pengisi (filler) di antara sendi-sendi kedua logam tersebut sehingga keduanya akan saling mengikat satu sama lain. Yang kedua adalah dengan cara menggunakan gas bertekanan sebagai bahan bakar untuk melelehkan dua logam tersebut dan yang ketiga adalah dengan cara mengombinasikan cara pertama dengan cara kedua yaitu kombinasi antara listrik dengan gas bertekanan.

Tidak seperti proses penyambungan dengan metode brazing ataupun soldering yang hanya mencairkan logam pengisinya saja tetapi tidak melelehkan bagian dari logam induknya, metode pengelasan ini melelehkan sebagian dari logam induk hingga membentuk ikatan kohesif yang kuat. Pada artikel ini , kita akan melihat lebih dekat bagaimana proses pengelasan tersebut.

Sejarah dari Pengelasan

Dengan semua kekuatan dan mesin presisi yang terlibat dalam produksi pengelasan, Anda mungkin berpikir bahwa pengelasan adalah sebuah proses yang relatif baru. Pada kenyataannya, pengelasan telah ada selama ribuan tahun yang lalu. Contoh-contoh awal dari pengelasan telah ditemukan di lokasi mulai dari Irlandia ke India pada zaman Perunggu. Tentunya pada jaman tersebut tukang las tidak memiliki fasilitas yang sama seperti tukang las pada jaman sekarang. Tetapi, pertanyaannya sekarang yang lebih penting adalah bagaimana mereka bisa berhasil melakukan proses pengelasan? Pada peradaban tersebut proses pengelasan dikenal sebagai forge welding, proses pengelasan nya seperti pAndai besi yang sedang membuat sebuah pedang. Pandai besi tersebut memanaskan logam hingga berwarna merah membara tetapi masih belum mencapai titik leleh dari kedua logam tersebut kemudian menempatkan dua ujung potong logam tersebut saling tumpang tindih dan diletakkan pada landasan yang sama serta dipukul secara bersamaan. Sedangkan proses pengelasan yang menggunakan sumber panas dari hasil pembakaran gas bertekanan dengan gas asetilen mulai dikenal pada awal abad ke 20 yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Tetapi waktu itu sudah mulai dikembangkan mesin las listrik namun masih langka untuk mendapatkan nya. Las listrik mulai dikembangkan dalam skala besar untuk pertama kalinya pada perang dunia II. Ketika itu Amerika Serikat dapat membuat sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS Liberty (sumber:wikipedia) yang merupakan kapal pertama yang diluncurkan dengan sistem pengelasan. Dimana sebelumnya kapal yang dikeluarkan hanya menggunakan paku keling (rivet).

Proses Pengelasan

Kebanyakan proses pengelasan dilakukan pada saat ini jatuh ke dalam salah satu dari dua kategori yaitu arc welding dan torch welding .

  • Arc Welding

cara kerja mesin las

Arc welding adalah jenis las yang menggunakan power supply (energi listrik)  untuk membuat busur listrik (loncatan arus listrik) antara elektroda dengan benda kerja untuk mencairkan logam tersebut pada titik pengelasan. Elektroda arc welding terdiri dari 2 bagian inti yang terbuat dari baja yang berfungsi sebagai filler dan bahan pembungkus yang disebut fluks yang berfungsi untuk melindungi logam cair dari udara disekitarnya dan menjaga busur listrik agar tetap stabil. Adapun untuk Energy listrik yang digunakan pada arc welding ini  dapat menggunakan arus searah (DC) atau bolak-balik (AC). Proses pengelasan arc welding ini bisa dilakukan secara manual, semi-otomatis, atau otomatis. Adapun turunan dari arc welding ini adalah:

  1. SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
  2. Gas Metal Arc Welding
  3. Las Listrik TIG (Tungsten inert Gas)
  • Torch Welding

cara kerja mesin las

Torch welding merupakan metode pengelasan populer lainnya selain arc welding. Pada kehidupan sehari-hari sebenarnya kita sering mendengar dari proses torch welding ini hanya  namanya saja yang berbeda yaitu las karbit. Torch welding adalah proses pengelasan yang dilaksanakan dengan mencampurkan dua jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Gas yang digunakan adalah campuran dari gas oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas) yaitu gas asetilen. Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain seperti propane dan hydrogen. Kelebihan yang dimiliki gas asetilen yaitu menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, Gas asetilen ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Calsium Karbida (biasanya orang-orang menyebutnya KARBIT) dengan air. Jadi karbit ini disiram atau dicelupkan ke dalam air maka akan terbentuk gas asetilen. Untuk melakukan Torch welding ini diperlukan peralatan tabung gas oksigen, tabung gas asetilen, katup tabung, regulator (pengatur tekanan gas), selang gas dan torch (brander). Masing-masing gas oksigen dan gas asetilen ini keluar dari masing-masing tabung dengan tekanan tertentu kemudian mengalir menuju torch melalui regulator dan selang gas. Setelah sampai di torch, masing-masing gas tersebut akan tercampur dan akhirnya keluar dari ujung nozel torch. Dengan bantuan pemantik api, maka campuran gas yang keluar dari nozel ini akan membentuk nyala api.

Jika artikel ini bermanfaat buat Anda, mohon untuk di Share

Referensi : science.howstuffworks.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *